Bingungnya Jonan: Cost Recovery Naik, Tapi Produksi Turun - Detikcom

Jakarta - Menteri ESDM, Ignasius Jonan, meminta cost recovery di industri hulu migas bisa ditekan serendah mungkin. Hal itu disampaikannya saat melantik 4 pejabat baru di Satuan Kerja Khusus Pelaksanaan Kegiatan Hulu Minyak dan Gas (SKK Migas).

"Saya mohon cost recovery harus lebih efisien. Presiden dan saya, dua manusia yang tidak mengerti kalau cost recovery naik, (tapi) produksi turun. Saya enggak ngerti. Kalau cost recovery naik, produksi harus naik. Enggak ada debat," kata Jonan di Kementerian ESDM, Jakarta, Jumat (26/5/2017).

Lanjut Jonan, menekan cost recovery memang sudah jadi tugas yang harus dilakukan oleh SKK Migas. Salah satunya dengan mencari terobosan-terobosan.

"Saya tidak minta production-nya lebih tinggi. Itu nanti dengan K3S. Tapi bapak harus jaga supaya lebih efisien. Kalau hulu migas tidak efisien, nanti yang lainnya sangat tidak efisien," jelas mantan Dirut KAI ini.

Soal inovasi terus menerus yang bisa membuat cost bisa ditekan sangat rendah, Jonan mengilustrasikannya pada industri telepon seluler.

"Handphone itu 25 tahun lalu pakai sistem AMPS. Ukurannya besar, selengan orang dewasa. Harganya sama kayak satu (mobil) Kijang. Fungsinya hanya 1/10 dari handphone yang Anda pegang sekarang. Tapi harganya sekarang 1/20 handphone itu (dari harga yang lam). Saya ingin industri hulu migas ada breakthrough (terobosan) ke situ. Buat saya, you mau sekolah, enggak sekolah, saya nggak peduli. I wont the result is happen," ucapnya.

Apalagi, lanjutnya, pejabat-pejabat yang menggantikan pejabat lama di SKK Migas ini memiliki usia lebih muda. Sehingga, diharapkannya, punya terobosan-terobosan lebih baik.

"If you can not reduce cost, you are useless. Kalau bisnis enggak bisa ngatur harga jual, ya ngatur cost, supaya efisien. Ini kan rata-rata (pajabat baru) umurnya lebih muda dari yang digantikan. Jadi tolong lebih bagus. Kalau nggak bisa cepat lagi, ya kita cari yang umur 30-an," tandas Jonan. (idr/dna)

Let's block ads! (Why?)