Search

Harga Handphone Mulai Naik - Jambi Independent Online

JAMBI-INDEPENDENT.CO.ID - Nilai tukar rupiah terhadap mata uang Dolar Amerika belakangan ini, turut mempengaruhi sejumlah harga pasaran komoditi barang di Indonesia, khususnya Provinsi Jambi.

Salah satunya yakni, mempengaruhi harga barang handphone. Penelusuran Jambi Independent, salah satu penjaga konter handphone mengakui, nilai tukar rupiah terhadap dolar mempengaruhi harga handphone.

Pasalnya, hampir semua produk handphone diimpor dari luar negeri. “Jelas berpengaruhlah, karena kita barangnya impor dari luar negeri,” sebut penjaga toko yang tak mau disebut namanya.

Ditambahkannya, kenaikan harga sendiri sudah terjadi di beberapa merek ponsel, seperti Samsung dan Xiaomi. Hampir semua tipe handphone Samsung dan xiaomi mengalami kenaikan. Rata-rata mulai dari Rp 50 ribu sampai dengan Rp 100 ribu. Adapun rinciannya yakni seperti, Samsung tipe J2 Prime, J2 Pro, J3 Pro, J4, J5 Pro, J7 pro, J6 dan J7 Plus, semuanya mengalami kenaikan mulai Rp 50 ribu sampai Rp 100 ribu.

Sementara, Xiaomi yang mengalami kenaikan adalah tipe Note 5, Mi A2 lite, 5A, Redmi 5, Redmi 5 Plus, Redmi S2, Note 5 dan Note 5A. Tipe ini naik harga sekitar Rp 50 ribu.

Sementara itu, untuk tingkat pembeli sendiri masih dalam kondisi stabil. Belum mengalami penurunan signifikan. “Pembeli masih stabil. Dalam sehari, biasanya sekitar 10 sampai 15 orang pengunjung,” tutupnya.

Di konter lainnya, pemilik toko elektronik seperti handphone dan laptop, Hannan, mengaku belum merasakan imbas nilai rupiah yang anjlok terhadap dolar. “Belum naik-naik dari Agustus, harga masih stabil lah,” singkat dia.

Akademisi dan juga pengamat ekonomi dari Universitas Jambi, Prof Syamsurizal Tan, mengatakan nilai tukar rupiah sangat berpengaruh terhadap ekonomi masyarakat. “Intinya merupakan teori sederhana,” kata dia.

Karena yang paling ditakuti masyarakat adalah harga naik. Hal ini dikarenakan nantinya akan berpengaruh pada real income masyarakat, dalam artian berpengaruhnya daya beli masyarakat.

“Kurs rupiah menurun, dampaknya akan terlihat pada daya beli masyarakat nantinya. Contohnya, yang biasanya harga semen Rp 62 ribu per sak sekarang menjadi Rp 65 ribu. Sehingga kemampuan pembeli untuk membayar menjadi turun. Itu baru semen, belum lagi bahan bangunan yang lainnya, elektronik dan sebagainya,” kata dia.

Dalam artiannya, jika seandainya real income turun maka daya beli masyarakat juga turun untuk membeli sesuatu, dan inilah indikator dari kemerosotan daya beli masyarakat. “Sementara kita berusaha untuk meningkatkan daya beli masyarakat tapi hasilnya daya beli malah menurun,”  lanjutnya.

Dalam kasus ini yang menariknya, kenapa daya beli ini bisa turun? Inilah hubungannya dengan kurs rupiah yang menurun terhadap dollar. Karena dengan melemahnya kurs rupiah maka barang-barang impor akan cenderung naik.

Akibat dari barang-barang impor yang naik ini disebut dengan impor inflation, yang seterusnya akan membawa dampak pada harga-harga domestik, dalam artiannya barang yang bukan impor pun akan ikut serta naik.

“Misalnya apabila besi ini naik, maka untuk membeli besi penjual cabe akan menaikkan harga cabe untuk meningkatkan kemampuannya membeli besi, dan begitu juga dengan yang lainnya,” bebernya.

Akibat dari saling ketergantungannya barang yang satu dengan yang lain maka yang menderita adalah masyarakat nantinya. Jadi konsepnya sangat sederhana, yaitu bagaimana upaya pemerintah menurunkan harga, caranya adalah dengan menguatkan kurs rupiah.

Sebagai warga yang ada di Jambi, kata dia, kita cuma bisa mengimbau masyarakat untuk tidak menaikkan harga. Karena yang bisa mengambil kebijakan untuk menaikkan kurs rupiah berada di pemerintah pusat.  (cr01/zen/muz/rib)

Let's block ads! (Why?)


Baca Kelanjutan Harga Handphone Mulai Naik - Jambi Independent Online : https://ift.tt/2peI08d

Bagikan Berita Ini

0 Response to "Harga Handphone Mulai Naik - Jambi Independent Online"

Post a Comment

Powered by Blogger.