Search

Sang Nenek Tak Tega Jika si Kembar Mencari Kakinya - Jawa Pos (Siaran Pers) (Blog)

Tim dokter memutuskan untuk mengamputasi kaki Ani, sapaan Andiani. Sebab, kondisi kaki kanannya hancur. ”Nek Ani sadar, terus nggoleki kakinya gimana,” kata Inem saat ditemui di rumahnya. Kaki kanan Andiani diamputasi karena lukanya terlalu parah.

Saat ini anak pasangan Rusli dan Sri Wahyuni (almarhumah) itu masih menjalani perawatan intensif di RSUD dr Soetomo. Saat Jawa Pos mendatangi kediaman mereka di Desa Pengalangan, Menganti, Gresik, pintu rumahnya terkunci. Rusli bersama anak bungsunya, Marfel, 9, menemani Andiana dan Andiani yang kini dirawat di RSUD dr Soetomo.

Nasib pilu mengiringi perjalanan hidup gadis kembar itu sejak kecil. Pada 30 Desember 2009, mereka kehilangan sang ibunda. Ketika itu, mereka masih berusia 13 tahun. Baru lulus sekolah dasar. Sepeninggal istrinya, Rusli yang tidak memiliki pekerjaan tetap juga mengalami stroke. Akhirnya kembar identik itu memilih putus sekolah. ”Tidak punya biaya untuk melanjutkan sekolah,” kata Alimun, suami Inem.

Andiana dan Andiani kemudian bekerja di pabrik rotan di Kecamatan Menganti. Upah dari pekerjaan itu digunakan untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari dan membiayai adik bungsunya bersekolah. Marfel kini kelas III Madrasah Ibtidaiyah (MI) Bahrul Ulum.

Andiana dan Andiani selalu akur. ”Runtang-runtung nang endi-endi berdua (kemana-mana selalu berdua, Red),” cerita Inem. Seminggu lalu, Andiana memamerkan handphone barunya kepada Inem, neneknya. ”Harga handpohe katanya Rp 2 jutaan,” ujar Inem.

Inem senang cucunya bisa membeli gadget canggih. Tetapi, keriangan nenek 52 tahun itu hanya beberapa saat. Pada Selasa (18/7) Inem mendapat kabar bahwa dua cucunya tersebut mengalami musibah. Si kembar jatuh saat mengejar penjambret di Jalan Pakal, Surabaya. Saat terjatuh, mereka tertabrak kendaraan dari arah berlawanan.

Kesedihan keluarga Rusli itu juga dirasakan para tetangganya. Sebab, Andiana dan Andiani dikenal sebagai kembar periang. Karto, tetangganya, juga mengatakan bahwa dua gadis itu pekerja keras. ”Semoga lekas sembuh,” doa Karto.

Sementara itu, Kepala IGD RSUD dr Soetomo dr Adria Hari Astawa SpBA menyatakan, Andiani tiba di IGD RSUD dr Soetomo sekitar pukul 23.00. Melihat kondisi korban, tim medis langsung melakukan tindakan. ’’Malam itu juga masuk ruang operasi,’’ ujarnya.

Menurut Adria, kondisi korban cukup parah. Kaki kanannya hancur sehingga harus diamputasi. Selain itu, korban mengalami pendarahan hebat. Kadar hemoglobin (Hb) dalam darahnya hanya 3 gr/dL.

Hal itu yang mengakibatkan korban sempat drop. Tim medis pun memberikan transfusi darah. Kemarin sore kadar Hb Andiani mulai naik. ’’Sudah mulai stabil. Kadar Hb 9 gr/dL. Kurang lebih menghabiskan enam kantong darah,’’ paparnya.

Adria menuturkan, saat ini Andiani masih menjalani pemulihan. ’’Selanjutnya, pasien menjalani rehabilitasi medik,’’ jelasnya.

Rehabilitasi medik membutuhkan waktu 6 bulan sampai 1 tahun, bergantung kondisi dan perkembangan pasien. Yang jelas, pasien akan dilatih berjalan dengan alat bantu. ’’Nanti dilatih berjalan dengan menggunakan tongkat dulu. Kemudian, dia disarankan belajar dengan menggunakan kaki palsu,’’ tandasnya.

(yad/adi/han/c7/git)

Let's block ads! (Why?)


Baca Kelanjutan Sang Nenek Tak Tega Jika si Kembar Mencari Kakinya - Jawa Pos (Siaran Pers) (Blog) : http://ift.tt/2uPCvlj

Bagikan Berita Ini

0 Response to "Sang Nenek Tak Tega Jika si Kembar Mencari Kakinya - Jawa Pos (Siaran Pers) (Blog)"

Post a Comment

Powered by Blogger.