Kisah Edy Novrial, Orang Tua yang Dibegal Hingga Jari Tangannya ... - Tribun Jabar

TRIBUNJABAR.ID - Seorang pria paruh baya mengenakan jaket berwarna hitam tampak melangkah secara perlahan menuju kantor Tribun Jabar.

Raut mukanya nampak lesu. Kepalanya yang diperban ditutupi oleh kupluk jaketnya, sementara tangannya disembunyikan dikantong jaketnya.

Ia bernama Edy Novrial Hasri (63). Tujuannya mengunjungi kantor Tribun Jabar karena ingin mengadukan kasus kriminal yang menimpa dirinya.

Pasalnya, pada tanggal 27 Maret 2018 lalu, saat ia sedang melewati Jalan BKR (Depan Museum Sri Baduga) pada malam hari, hanphone Samsung Galaxy miliknya serta uang sebesar Rp 80 ribu dirampas oleh dua pemuda.

Tidak hanya sampai disitu, dua pemuda tersebut tega membacok Edy menggunakan golok hingga terkapar bersimbah darah di lokasi kejadian.

"Kejadianya persis di depan halte. Saat itu datang anak muda (2 orang) jalan kaki dari belakang. Lalu mereka membacok saya," ujar Edy di kantor Tribun Jabar, Rabu (11/4/2018).

"Salah satunya bawa golok, satu orang enggak. Trus bahasanya campur-campur kayak orang mabok, matanya merah, kesetanan," lanjutnya.

Pria asli Bandung itu dibacok dibagian kepala belakang serta kuping. Edy sempat menangkis bacokan kedua begal tersebut. Namun nahas, jarinya tengahnya mesti terpisah dari tangannya usai terkena tebasan pemuda tersebut.

Setelahnya, Jaket Edy dirogoh paksa oleh dua pemuda tersebut dan mengambil handphone serta sejumlah uang tunai.

"Setelah dirogoh saya terus dipukulin oleh salah satu begal. Hingga pemuda yang membawa golok bilang ketemannya dalam bahasa Sunda 'sudah jangan dipukuli, sudah tua'," ujar Edy menirukan suara pelaku.

"Saya gak berani melawan karena saya takut ditusuk. Sebenarnya warga sekitar sempat melihat kejadian tersebut, namun mereka malah menghindar karena takut jadi sasaran pelaku," lanjutnya.

Setelahnya, pria yang beralamat di Gang Perikanan Tengah RT 04/04 tersebut dibawa oleh seorang tukang becak ke Rumah Sakit Sartika Asih untuk mendapatkan perawatan intensif.

Edy hanya 5 hari dirawat di Rumah Sakit Sartika Asih, setelahnya ia menjalani rawat jalan. Biaya perawatan digratiskan oleh pihak rumah sakit, namun Edy mengaku tak mampu membeli obat-obatan yang harganya tidak terjangkau olehnya.

Sementara itu pelaku saat ini masih berkeliaran ditengah-tengah masyarakat dan menjadi buron oleh Polsek Astana Anyar.

Let's block ads! (Why?)